Assalamualaikum wr.wrb…
Dulu keluar negeri itu tidak pernah terbayang olehku. Bagiku kalaupun itu
terjadi, hanyalah sebatas mimpi. Apalagi basic saya adalah orang yang hampir
separuh hidup tinggal disebuah kelurahan kecil, yang jauh dari kehidupan kota
besar dan kecanggihan teknologi lainnya. Hanya berbekal rasa ingin selangkah
lebih maju, saya memberanikan diri untuk meninggalkan kampung halaman tercinta,
merantau ke kota Semarang, Jawa Tengah.
Meski sebelumnya banyak pro dan kontra dari orang
disekitarku mengenai pilihanku, yang beberapa kata mereka yang masih kuingat
yaitu “untuk apa ke Semarang jauh-jauh,
toh di daerah kita ini juga masih banyak kampus-kampus bagus”, “kamu itu
perempuan, tidak perlu keluar jauh-jauh hanya untuk sekolah”, “ untuk apa
jauh-jauh sekolah kesemarang ??? apalagi
kampusnya hanya swasta, toh disini juga malah lebih bagus karena negeri”, “jurusan
kamu nanti akreditasi apa?? kalo hanya
sebatas C gak usah kesana” namun saat itu hatiku tetap tidak bergeming, niatku
sudah bulat apalagi dukungan Bunda selalu menyertaiku “dimanapun kamu
melanjutkan sekolan bunda akan tetap dukung asalkan kamu tidak melalaikan
ibadahmu “ kata Bunda ^_^.
Berbekal rasa ingin tahu yang sangat besar dengan mengucap
bismillah kumelangkahkan kaki, beranjak meninggalkan tanah kelahiranku, untuk
menuntuk ilmu ke pulau Jawa.
Mungkin karena pada dasarnya saya adalah pribadi yang agak
aktif, maka saya bukanlah orang yang kerjaannya hanya kekampus untuk kuliah
lalu pulang kekosan. Melainkan saya selalu aktif mengikuti berbagai macam
kegiatan dikampus, sampai seminar-seminar internasional. Nah dari sanalah mulai
terbuka pikiranku untuk menatap dunia dari jendela yang lebih besar, bukan
hanya sebatas televisi. Saya sangat tertarik dengan orang asing, terkadang saat
bertemu mereka saya tak segan mengajak berbicara, meskipun bahasa inggris saya
masih asal-asalan.
Setelah itu saya mulai punya mimpi ingin keluar negeri, tapi
saya tidak pernah tau bagaimana caranya. Dan Alhamdulillah saat menginjak
semester kedua di universitas, ternyata difakultas saya ada program pertukaran
pelajar ke Myongji College, Korea Selatan.
Sontak saya sangat senang melihat judul pamphlet yang tertempel dimeja lobi
fakultas saya tersebut, namun setelah saya lanjut membanca isi pamphlet tersebut,
sungguh sangat miris sekali. Dalam hati kecil saya berbisik, mungkin belum
rezeki. Tau kenapa ?? karena persyaratan keberangkatannya adalah “Mahasiswa
minimal semester 3, IPK 3.5, hasil test TOEFL minimal 450, dan bisa berbahasa
Korea”.
Namun setelah itu disela-sela waktu mengajarnya dosen
kalkulus kami yang Alhamdulillah saat ini telah menjadi Dekan FTI yang
merupakan fakultas saya sendiri, kembali menjelaskan mengenai hal tersebut, dan
Beliau memotivasi kami untuk mencoba, karena kata Beliau keberangkatan tersebut
saat kami telah semester tiga, dan masalah bahasa serta TOEFL sebelumnya akan ada
bimbingan dan kembali diseleksi sebelum berangkat.
Hal tersebut setidaknya sempat membuatku tersenyum,
teman-teman tau tidak ?? saat itu saya tetap merasa saya tidak mungkin bisa
lolos dalam seleksi itu, karena dalam hal bahasa asing saya bahkan tidak
memiliki kemampuan apa-apa. Tapi saya tetap ikut mendaftar dalam tes tersebut. Tau
kenapa ??? karena saya ingin mendapat
bimbingan bahasa Inggris dan Korea secara gratis. Wkwkwwk. Pikiran saya toh
nanti kalau saya sudah bisa bahasanya, semoga ada kesempatan yang sama dan saya
akan lebih percaya diri untuk ikut kegiatan serupa.
Namun nasib berkata lain, setelah beberapa kali diadakan
seleksi dan bimbingan, serta meskipun sempat saya tidak lulus, dan mengulang
bimbingan lagi, hasilnya Alhamdulillah, saat ini saya sudah melanjutkan study
untuk semester empat di negeri Gingseng dan K-POP ini. Syukur bercampur haru
selalu melekat dibatin saya, bahwasanya hanya tekad dan kehendak Allah SWT yang
mampu mengantar saya hingga kaki saya dapat berpijak ditempat ini.
Saat masak bareng wali dosen tersayang ^_^
Saya berharap sepenggal kisah hidup saya ini bisa menjadi
pelajaran dan pembakar motivasi untuk yang lain."Cobalah berjalan lebih
beberapa langkah dari biasanya, coba ikuti mimpi meski itu dipandang tidak real
oleh yang lain. Karena yang menentukan keberhasilanmu kelak bukan orang lain
melainkan dirimu sendiri. Dan orang lain hanya akan memandang kamu setelah
engkau sukses menorehkan prestasi”.
Dari Anas bin Malik Radhiallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah SAW berssabda :
اطلبوا العلم ولو بالصين ، فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم
"Tuntutlah ilmu walau kenegeri Cina, sesungguhnya menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim."
Semangat terus saudara saudariku, teruslah berjuang menuntut ilmu dimanapun itu.
Wassalam.
0 comments:
Post a Comment