RSS

Ikhlas selalu memberi sukses yang berbeda


     Assalamualaikum Wr. Wb.


    Ketika lelah, letih bahkan jenuh menghampiri, sering kali beberapa keluhan selalu menyisahkan sesak dibenak. Terkadang beberapa perbedaan dengan orang disekitar kita selalu menciutkan rasa percaya diri dan semakin merajakan keminderan yang tidak seharusnya. Bahkan bisa jadi dengan keadaan demikian membuat kita semakin kufur dengan nikmat Allah SWT, yang bahkan keindahannya melebihi rencana kita.

   Telah menjadi budaya bagi mahasiswa setiap akhir semester menjadi masa yang sangat dinanti-natikan. Masa dimana saat ujian semester yang sangat menguras pikiran, waktu dan tenaga berakhir, lalu disambut dengan liburan panjang, yang menjadi kesempatan untuk merefresh kembali segala kepenatan dan melepas rindu yang teramat sangat kepada orang-orang tercinta yang selalu menanti kita dirumah ataupun dikampung halaman, khususnya bagi para perantau seperti saya.

   Untuk saya jarak Semarang, Jawa tengah dengan pulau Buton, Sulawesi tenggara bukanlah jarak yang begitu mudah ditempuh dengan sesuka hati. Bagi orang yang terbilang mampu dari segi materi sebenarnya jarak bukanlah penghalang untuk melepas rindu disetiap akhir semester kuliah, karena jika mereka mau, mereka bisa dengan mudahnya menyebrangi lautan luas dari pulau kepulau melalui pesawat terbang yang pada dasarnya tidak memakan waktu lama. Sedangkan saya harus menempuh jarak tersebut dengan kapal Pelni dari pelabuhan Tanjung emas, Semarang hingga pelabuhan Murhum, Bau-bau yang kurang lebih menghabiskan waktu perjalanan selama tiga hari dua malam hanya untuk meminimalis biaya perjalanan. Dan bahkan hanya bisa bertemu dengan orang-orang tercinta sekali dalam setahun yaitu saat libur semester akhir, atau saat menyambut hari raya Idul fitri.

   Meski tak jarang hal demikian senatiasa membuat saya berkecil hati, tapi  saya mengerti kalau itu telah menjadi bagian dari resiko menuntut ilmu ketempat yang jauh dari kampung halaman. Apalagi sampai saat ini saya masih memegang teguh nasehat dari guru besar  (Prof. La Ode M. Kamaludin) yang selalu menjadi panutan saya.






   Waktu itu dalam perjalanan pulang dari Jogja menuju Semarang, setelah menginap 1 malam di Jogja untuk menemani tamu Beliau berwisata ke candi Borobudur, mobil sedan yang meluncur dibawah terik matahari itu ditumpangi oleh lima orang, yang tidak lain adalah Beliau sendiri, Jean yang merupakan anak dari salah satu rekan beliau yang berasal dari Korea yang saat itu menjadi tamu beliau, kakak saya yang super hebat (kak Marlis), saya dan sopir beliau. Tiba-tiba beliau bertanya kepada saya “ade  nanti liburan pulang ?? “ spontan saya menjawab “iya”, lalu kalau tidak salah waktu itu kak Marlis sempat bertanya, pulangnya nanti naik apa, dan saya menjawab seadanya. Lalu beliau menambahkan “ kita itu orang pulau, jadi kalau pulang cukup naik kapal laut aja”. Saya sempat tertegun mendengar kalimat itu. “Saya punya sedikit cerita saat kuliah. Dulu saya gak punya kenderaan waktu kekampus,padahal jarak kampus dengan tempat tinggal saya cukup jauh, tapi setiap kekampus saya sering naik motor,diboncengi teman saya dengan motor vespa, yaa karena zaman dulu masih motor vespa yang ngetrend.” Lanjut Beliau bercerita. Dan kami semua ikut mendengarkan dengan seksama. “tau tidak kenapa saya selalu naik motor, karena teman saya anak orang kaya, dan dia senang berteman dengan saya karena saya pandai waktu dikampus,dan kami sering belajar bersama. Tapi saat ini setiap kali kami bertemu dia selalu berkata, kamu ternyata jauh lebih sukses dari saya, kalau tau begitu waktu itu saya tidak usah punya motor, biar suksesnya sama kayak kamu sekarang” jelas beliau. Dan sontak kami semua yang ada didalam mobil tersebut tertawa mendengar cerita tersebut. “ jadi maksud dari cerita itu yang bisa kamu ambil  adalah, bahwa pada dasarnya, akan berbeda hasil kesuksesan seseorang dengan orang lain yang mau bersusah-susah dahulu dengan yang terus-terusan ingin senang , dan akan berbeda pula hasil kesuksesan seseorang yang naik pesawat dan kapal laut”. Tambahnya lagi. Hal tersebutpun masih sedikit membuatku tertawa dan memngangguk pertanda paham dengan maksud dari cerita beliau yang secara tidak langsung memberiku motivasi sekaligus untuk tidak berkecil hati dengan keadaan.


     Dan sejak saat itu saya selalu menikmati keadaan yang saya alami meski tak jarang berbagai keluhan masih sering hinggap di setiap aktivitas saya. Tapi yang saya tau pasti adalah Allah akan selalu memberikan setimpal dengan apa yang kita alami dan yang kita lakukan.

    Semoga cerita ini juga bisa bermanfaat dan memotivasi pembaca,, ^_^
Wassalam_

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment